BANTUL – Lhadalah, seorang wanita setengah tuwa (STW) jadi korban perkosaan! Itulah yang menimpa Mbok Dar (41), warga Banguntapan Bantul. Ia mengaku diperkosa oleh seorang sopir, bernama Heri (42), warga Jambidan Banguntapan Bantul. Dramatisnya, aksi perkosaan itu terjadi di sebuah gubuk reyot tenah sawah kawasan Dusun Kepuh Wetan Wirokerten Banguntapan Bantul. Yang heboh, korban diperkosa sampai empat kali. Sampai korban semaput! Rabu (12/12) siang kemarin, kasus yang terjadi pada malam harinya itu dilaporkan ke Mapolres Bantul.
Informasi yang dihimpun METEOR mengungkapkan, aksi perkosaan itu menurut keterangan korban sudah direncanakan secara matang oleh pelaku. Dirinya tidak menyadari sama sekali. Bermula ketika korban sering curhat kepada pelaku soal anaknya yang sedang tersandung masalah hukum. Korban dan pelaku hanya tetangga kampung. Setiap kali disambati, pelaku yang sok pintar dan sok jagoan itu selalu berusaha memberi solusi. Dia juga mengaku bisa menyelesaikan masalah anaknya. Bahkan, bisa nyelesaikan semua problema yang membelenggu korban dan anaknya. Pelaku menyatakan siap menjadi mediator pihak korban terhadap pihak lawan, termasuk urusan sama polisi.
Malam itu, sekitar pukul 19.30, pelaku mengajak pergi korban ke suatu tempat untuk membahas masalah anak korban. Alasannya, pelaku merasa naïf, jika solusi yang akan diberikan ke korban didengar tetangga atau orang lain.
Korban percaya. Korban setuju saat diajak pergi pelaku. Bahkan, saat diajak ke tengah sawah yang sepi dan berhenti di sebuah gubuk reot milik petani, warga setempat.
“Sebelum diperkosa, saya sempat tanya, kok ke sawah membahas masalahnya? Dia (Heri) jawab, agar tidak terdengar tetangga,” tutur korban.
Nah, di tengah gubuk itulah, arah pembicaraan pelaku berubah. Ia mengaku tertarik sama korban dan menyampaikan keinginannya untuk menyetubuhi korban, sebelum membahas persoalan anaknya.
Sambil merayu, tangan pelaku mulai mek-mekan. Ia meremas bagian-bagian sensitive wanita STW tersebut. Terang saja korban berusaha menghentikan aksi bejat itu. Tapi, pelaku tetap nekat dan terus memacu libidonya. Akhirnya, korban meronta dan mengancam hendak berteriak minta tolong. Pelaku yang sudah kesetanan tak bisa menahan diri. Dia mengeluarkan gombal, lalu membekap mulut korban. Sambil nyengkiwing (mengunci) tangan korban, pelaku melucuti pakaian korban. Korban kehabisan tenaga.
“Saya tak berdaya, saya tidak bisa berteriak minta tolong, mulut saya disumpal gombal, tangan saya dipithing, saya hanya bisa menagis,” imbuh Mbok Dar kepada petugas.
Korban juga ketakutan. Pasalnya, pelaku juga sempat mengancam akan menganiaya bahkan hendak membunuhnya.
Akhirnya, korban hanya bisa pasrah dalam uraian air mata. Pelaku dengan nafas terangah-engah berhasil menjebol ‘gawang’ wanita setengah tuwa tersebut. Hingga moncrot, hingga mencapai orgasme. Babak pertama usai, pelaku ambil nafas puas dalam-dalam. Korban masih dalam kondisi tersumpal gombal mulutnya dan telanjang, masih tak berdaya akibat ditindih pelaku. Selang beberapa menit, libido pelaku timbul lagi. Babak kedua pun berlanjut. Tak kalah serunya, korban hingga dibuat meringis, merintih kesakitan. Hebohnya, aksi perkosaan itu terjadi empat kali. Korban terus diberondong hingga benar-benar kehabisan tenaga. Korban semaput.
Bagaimana dengan masalah anaknya? Terang saja tidak beres, wong itu hanya kedok untuk mengelabuhi korban. Menjelang tengah malam, korban tersadar. Kondisinya awut-awutan. Vaginanya terasa perih. Korban toleh kanan toleh kiri. Yang ada gelap dan berada di tengah sawah. Kesadarannya segera pulih. Korban yang masih telanjang itu bergegas mengenakan pakaiannya. Mata korban menyisir malam dan tidak mendapati pelaku. Rupanya, pelaku setelah nggenjrot dirinya bertubi-tubi dan mendapati dirinya tak sadarkan diri, langsung minggat begitu saja.
Entahlah, mungkin perkosaan itu lebih dari empat kali. Mungkin saat pingsan si pelaku masih nambah lagi. Tapi empat kali itulah yang diingat dan dilaporkan korban. Korban langsung pulang. Dia meratapi nasibnya seorang diri.
Setelah dipikir-pikir, korban akhirnya bulat hati untuk melaporkan kasus tersebut ke Polres Bantul. Siang kemarin, korban mendatangi Mapolres Bantul seorang diri. Ia diterima petugas jaga, lalu diantar ke Ruang Unit Satreskrim Lantai II Polres Bantul, langsung menjalani pemeriksaan. Korban blak-blakan, cerita apa adanya.
Namun, keterangan korban masih sepihak. Tidak ada saksi. Andai saja gubuk reot itu bisa bicara?!
Yang jelas, laporan korban diterima dan kasusnya segera ditindaklanjuti. Petugas bakalan memanggil terlapor untuk dimintai keterangan. (gun)